TUGAS
KIMIA ANORGANIK
GOLONGAN
IIA
OLEH:
NAMA : FRANSISIKUS X. I. LENY
NIM :
1006071017
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA
CENDANA
KUPANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Seringkali kita tidak menyadari bahwa hidup kita tidak lepas
dari suatu zat bernama unsur. Betapa tidak, bahkan suatu bahan yang
jumlahnya sedikit dan tanpa sadar kita konsumsi sehari-hari merupakan mineral yang
sangat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung
antar syaraf, kerja jantung, dan pergerakan otot adalah salah satu unsur logam golongan
II A atau lazim disebut alkali tanah yang bernama Kalsium.
Selain memiliki dampak positif, pemanfaatan unsur dan
senyawa alkali tanah juga menimbulkan dampak negatif terhadap kelangsungan
hidup manusia dan sekitarnya. Misalnya, Berilium dan garamnya merupakan
bahan beracun dan berpotensi sebagai zat karsinogenik. Untuk itu, kita harus
mengenali bagaimana sifat dari masing-masing unsur dan senyawa tersebut,
sehingga dalam memanfaatkannya kita dapat menghindari dampak negatif yang
timbul akibat unsur atau senyawa tersebut.
Apa jadinya bila kita seorang mahasiswa kimia, bahkan tidak
menyadari hal ini, bahwa kita tidak hanya dituntut “mempelajari”
materi di dalam buku, tetapi kita juga bisa langsung belajar dari alam dan
mengaplikasikan serta mengaitkannya dengan ilmu yang ada. Bahkan bila dipelajari
lebih mendalam, bukan hanya logam alkali tanah saja yang berperan penting
dalam kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia, melainkan unsur-unsur lain
pun ikut mendukung mekanisme kehidupan kita sebagai makhluk hidup.
Logam alkali tanah merupakan unsur-unsur yang terletak pada
golongan IIA pada sistem periodik unsur, yaitu Berilium, Magnesium,
Kalsium, Strontium, Barium, dan Radium. Logam alkali tanah juga dapat membentuk
basa, tetapi lebih lemah dibandingkan dengan logam alkali. Logam alkali tanah
sukar larut dalam air. Unsur-unsur golongan II A umumnya mudah ditemukan dalam
tanah berupa senyawa tak larut. sehingga dinamakan logam alkali tanah.
Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa kecenderungan sifat
dari logam alkali tanah, dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari
1.2. TUJUAN
1.2.1.
Mengetahui sifat-sifat unsur-unsur golongan IIA
1.2.2.
Mengetahui manfaat unsur-unsur golonngan IIA
BAB II
ISI
LOGAM
ALKALI TANAH
Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab
unsur-unsur tersebut bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah.
Logam alkali tanah umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan
dengan logam alkali.
KONFIGURASI ELEKTRON
Berelium (Be) = 1s2 2s2
Magnesium (Mg) = 1s2 2s2 2p6 3s2
Kalsium (Ca) = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2
Stronsium (Sr) = 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
Barium (Ba) = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p6 6s2
Radium (Ra) = 1s2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2
2.1.
SIFAT FISIK LOGAM ALKALI TANAH
Secara umum unsur-unsur
logam alkali tanah memiliki sifat fisik sebagai berikut:
Berwujud padat
Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah
lebih tinggi daripada suhu ruangan. Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali
tanah pada suhu ruangan berbentuk padatan.
Tiga elemen ini memberikan karakteristik warna
ketika dipanaskan dalam api:
·
Putih cemerlang : Mg
·
Merah bata : Ca
·
Merah : Sr
·
Hijau : Ba
Jari-jari
atom dan ion semakin besar (dari
atas ke bawah). Jari-jari ion jauh lebih kecil daripada jari-jari atom.
Hal ini karena atom mengandung dua elektron dalam tingkat s relatif jauh dari nukleus,
dan inilah elektron yang dikeluarkan untuk membentuk ion. Sisa elektron dengan
demikian dalam tingkat lebih dekat ke inti, dan di samping meningkatnya biaya
nuklir efektif menarik elektron menuju inti dan mengurangi ukuran ion.
Berikut
ini diberikan unsur-unsur yang terletak
pada golongan IIA dan cirri-ciri fisiknya secara khususnya.
2.1.1. Be (Berilium)
Nama, Lambang, Nomor
atom : Berilium, Be, 4
Deret kimia :
Logam alkali tanah
Golongan, Periode,
Blok : 2, 2, s
Penampilan :
Putih-kelabu metalik
Massa atom :
9,012182(3) g/mol
Konfigurasi electron : 1s2 2s2
Jumlah elektron tiap
kulit : 2, 2
CIRI-CIRI FISIK
Fase :
padat
Massa jenis (sekitar
suhu kamar) :1,85 g/cm³
Massa jenis cair pada titik lebur :1,690 g/cm³
Titik lebur :1560
K (1287 °C, 2349 °F)
Titik didih :2742
K (2469 °C, 4476 °F)
Kalor peleburan :7,895 kJ/mol
Kalor penguapan :297 kJ/mol
Kapasitas kalor :(25 °C)
16,443 J/(mol•K)
Tekanan uap :P/Pa 1
10 100 1k 10k 100k pada T/K 1462
1608
1791 2023 2327 2742
CIRI-CIRI ATOM
Struktur Kristal : Heksagonal
Bilangan oksidasi : 2 (oksida amfoter)
Elektronegativitas : 1,57 (skala Pauling)
Energi ionisasi 1st : 899,5 kJ/mol
2nd : 1757,1 kJ/mol
3rd : 14848,7 kJ/mol
Jari-jari atom : 105 pm
Jari-jari atom
(terhitung) : 112 pm
Jari-jari kovalen : 90 pm
Jumlah Tingkat
Energi : 2
Energi Tingkat
Pertama : 2
Kedua Energi Level : 2
Fakta
Tanggal Penemuan :
1798
Penemu :
Fredrich Wohler
Nama Asal :
Dari mineral beryl
Penggunaan :
pesawat ruang angkasa, peluru kendali, pesawat
Diperoleh Dari : beryl, chrysoberyl
2.1.2. Magnesium (Mg)
Nama, Lambang, Nomor
atom : magnesium, Mg, 12
Deret kimia :
alkali tanah
Golongan, Periode,
Blok : 2, 3, s
Penampilan :
putih keperakan
Massa atom :
24.3050(6) g/mol
Konfigurasi electron : [Ne] 3s2
Jumlah elektron tiap
kulit : 2, 8, 2
CIRI-CIRI FISIK
Fase :
padat
Massa jenis (sekitar
suhu kamar) :1.738 g/cm³
Massa jenis cair
pada titik lebur :1.584 g/cm³
Titik lebur :
923 K (650 °C, 1202 °F)
Titik didih :1363
K (1090 °C, 1994 °F)
Kalor peleburan :8.48 kJ/mol
Kalor penguapan :128 kJ/mol
Kapasitas kalor :(25 °C)
24.869 J/(mol•K)
Tekanan uap :P/Pa 1
10 100 1k 10k 100k pada T/K 701 773 861 971 1132 1361
CIRI-CIRI ATOM
Struktur Kristal :segi enam
Bilangan oksidasi :2 (oksida dasar yang kuat)
Elektronegativitas :1.31 (skala Pauling)
Energi ionisasi 1st : 737.7 kJ/mol
2nd : 1450.7 kJ/mol
3rd : 7732.7 kJ/mol
Jari-jari atom :150 pm
Jari-jari atom
(terhitung) :145 pm
Jari-jari kovalen :130 pm
Jari-jari Van der
Waals : 173 pm
Jumlah Tingkat
Energi: 3
Energi Tingkat
Pertama : 2
Kedua Energi Level : 8
ketiga Energi Level : 2
Fakta
Tanggal Penemuan : 1808
Penemu : Sir Humphrey Davy
Nama Asal : Magnesia (Kota)
Penggunaan : pesawat, rudal
Diperoleh dari : air laut
2.1.3. Ca (Kalsium)
Nama, Lambang, Nomor
atom :Kalsium, Ca, 20
Deret kimia :Logam
alkali tanah
Golongan, Periode,
Blok :2, 4, s
Penampilan :putih
keperakan
Massa atom :40,078(4)g•mol−1
Konfigurasi electron :[Ar] 4s2
Jumlah elektron tiap
kulit :2, 8, 8, 2
CIRI-CIRI FISIK
Fase :Padat
Massa jenis
(mendekati suhu kamar) :1,55 g•cm−3
Massa jenis cairan
pada titik didih :1,378 g•cm−3
Titik leleh :1115
K (842 °C, 1548 °F)
Titik didih :1757
K (1484 °C, 2703 °F)
Kalor peleburan :8,54
kJ•mol−1
Kalor penguapan :154,7 kJ•mol−1
Kapasitas kalor (25
°C) :25,929
J•mol−1•K−1
Tekanan uap :P/Pa 1
10 100 1 k 10 k 100k pada T/K 864 956 1071 1227 1443 1755
CIRI-CIRI ATOM
Struktur kristal :kubik
berpusat muka
Bilangan oksidasi :2 (oksida dasar yang kuat)
Elektronegativitas :1,00 (Skala Pauling)
Energi ionisasi 1st :
589,8 kJ•mol−1
2nd : 1145,4 kJ•mol−1
3rd : 4912,4 kJ•mol−1
Jari-jari atom :180 pm
Jari-jari atom
(perhitungan) :194 pm
Jari-jari kovalen :174 pm
Jumlah Tingkat
Energi : 4
Energi Tingkat
Pertama : 2
Kedua Energi Level : 8
Ketiga Energi Level : 8
Keempat Energi Level : 2
Fakta
Tanggal penemuan : 1808
Penemu : Sir Humphrey Davy
Nama Asal : Dari kata latin calcis
(jeruk nipis)
Penggunaan : bentuk-bentuk kehidupan untuk
tulang dan kerang
Diperoleh Dari :
kapur, batu gamping, marmer. 3,5% dari kerak
2.1.4. Sr (Stronsium)
Nama, Lambang, Nomor
atom :Stronsium, Sr, 38
Deret kimia :Golongan
alkali tanah
Golongan, Periode,
Blok :2, 5, s
Penampilan :Perak-putih-metalik
Massa atom :87.62(1)
g/mol
Konfigurasi electron :[Kr] 5s2
Jumlah elektron tiap
kulit :2, 8, 18, 8, 2
CIRI-CIRI FISIK
Fase :padat
Massa jenis (sekitar
suhu kamar) :2.64 g/cm³
Massa jenis cair
pada titik lebur :6.980 g/cm³
Titik lebur :1050
K (777 °C, 1431 °F)
Titik didih :1655
K (1382 °C, 2520 °F)
Kalor peleburan :7.43 kJ/mol
Kalor penguapan :136.9 kJ/mol
Kapasitas kalor :(25 °C)
26.4 J/(mol•K)
Tekanan uap :P/Pa 1
10 100 1k 10k 100k pada T/K 769 882 990 1139 1345 1646
CIRI-CIRI ATOM
Struktur kristal :kubik
berpusat muka
Bilangan oksidasi :2 (oksidasi basa kuat)
Elektronegativitas :0.95 (skala Pauling)
Energi ionisasi 1st : 549.5 kJ/mol
2nd : 1064.2 kJ/mol
3rd : 4138 kJ/mol
Jari-jari atom :200 pm
Jari-jari atom
(terhitung) :219 pm
Jari-jari kovalen :192 pm
Jumlah Tingkat
Energi : 5
Energi Tingkat
Pertama : 2
Kedua Energi Level :
8
Ketiga Energi Level :
18
Keempat Energi Level : 8
Kelima Energi Level :
2
Fakta
Tanggal penemuan : 1790
Penemu : A. Crawford
Nama Asal : Setelah Strotian (kota Skotlandia)
Penggunaan : suar, kembang api, warna
merah
Diperoleh Dari :
celestite, strontianite
2.1.5. Ba (Barium)
Nama, Lambang, Nomor
atom :Barium, Ba, 56
Deret kimia :Logam
alkali tanah
Golongan, Periode,
Blok :2, 6, s
Penampilan :Putih
keperakan
Massa atom :137.327(7)
g/mol
Konfigurasi electron :[Xe] 6s2
Jumlah elektron tiap
kulit :2, 8, 18, 18, 8,
2
CIRI-CIRI FISIK
Fase :Padat
Massa jenis (sekitar
suhu kamar) :3.51 g/cm³
Massa jenis cair
pada titik lebur :3.338 g/cm³
Titik lebur :1000
K (727 °C, 1341 °F)
Titik didih :2170
K (1897 °C, 3447 °F)
Kalor peleburan :7.12 kJ/mol
Kalor penguapan :140.3 kJ/mol
Kapasitas kalor :(25 °C)
28.07 J/(mol•K)
Tekanan uap :P/Pa 1
10 100 1k 10k 100k pada T/K 911 1038 1185 1388 1686 2170
CIRI-CIRI ATOM
Struktur kristal :Kubik berpusat badan
Bilangan oksidasi :2 (oksidasi dasar yang
kuat)
Elektronegativitas :0.89 (skala Pauling)
Energi ionisasi 1st : 502.9 kJ/mol
2nd : 965.2 kJ/mol
3rd : 3600 kJ/mol
Jari-jari atom :215 pm
Jari-jari atom (terhitung) :253 pm
Jari-jari kovalen :198 pm
Jumlah Tingkat
Energi : 6
Energi Tingkat
Pertama : 2
Kedua Energi Level :
8
Ketiga Energi Level :
18
Keempat Energi Level : 18
Kelima Energi Level :
8
Keenam Energi Level :
2
Fakta
Tanggal Discovery : 1808
Penemu : Sir Humphrey Davy
Nama Asal : Dari kata Yunani barys
(berat)
Penggunaan : Kedokteran aplikasi
Diperoleh Dari :
barytine, whiterite
2.1.6. Ra (Radium)
Nama, Lambang, Nomor
atom :Radium, Ra, 88
Deret kimia :alkali
tanah
Golongan, Periode,
Blok :2, 7, s
Penampilan :metalik
putih keperak-perakan
Massa atom :226
g/mol
Konfigurasi electron :[Rn] 7s2
Jumlah elektron tiap
kulit :2, 8, 18, 32,
18, 8, 2
CIRI-CIRI FISIK
Fase :padat
Massa jenis (sekitar
suhu kamar) :5,5 g/cm³
Titik lebur :973
K (700 °C, 1292 °F)
Titik didih :2010
K (1737 °C, 3159 °F)
Kalor peleburan :8,5 kJ/mol
Kalor penguapan :113 kJ/mol
Tekanan uap :P/Pa 1
10 100 1k 10k 100k
pada T/K 819 906
1037 1209 1446 1799
CIRI-CIRI ATOM
Struktur kristal :Kubik
berpusat badan
Bilangan oksidasi :2 (oksida basa)
Elektronegativitas :0,9 (skala Pauling)
Energi ionisasi 1st : 509,3 kJ/mol
2nd : 979,0 kJ/mol
Jari-jari atom :215 pm
Energi Tingkat
Pertama : 2
Kedua Energi Level :
8
Ketiga Energi Level :
18
Keempat Energi Level : 32
Kelima Energi Level :
18
Keenam Energi Level :
8
Ketujuh Energi Level :
2
Fakta
Tanggal Penemuan : 1898
Penemu : Pierre dan Marie Curie
Nama Asal : Dari kata Latin jari-jari
(ray)
Penggunaan : mengobati kanker
Diperoleh dari : bijih uranium
2.2.
SIFAT KIMIA
Sifat-sifat
kimia unsur-unsur golongan IIA didominasi oleh kecendrungan umtuk melepaskan
electron (pembentukan kation).
Konfigurasi elektronnya menunjukan bahwa logam
alkali tanah mempunyai elektron valensi ns2. Selain jari-jari
atomnya yang lebih kecil dibandingkan logam alkali, kedua elektron valensinya
yang telah berpasangan mengakibatkan energi ionisasi logam alkali tanah lebih
tinggi daripada alkali.
Meskipun energi ionisasinya tinggi, tetapi
karena energi hidrasi dari ion M2+ dari alkali tanah lebih besar
daripada energi hidrasi ion M+ dari alkali, mengakibatkan logam alkali tetap
mudah melepaskan kedua elektron valensinya, sehingga lebih stabil sebagai ion M2+.
Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan
intinya yang lebih besar mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal
dengan susunan yang lebih rapat, sehingga mempunyai sifat yang lebih keras
daripada logam alkali dan massa jenisnya lebih tinggi.
Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat
tinggi dan keelektronegatifan yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan
berilium dalam berikatan cenderung membentuk ikatan kovalen.
Potensial elektrode standar logam alkali tanah
menunjukkan harga yang rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali
tanah merupakan reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium
mempunyai daya reduksi yang lebih kuat daripada natrium.
Memiliki sifat metalik unsur dalam satu golongan
sifat metaliknya dari atas ke bawah semakin bertambah.
Semua logam kecuali berilium membentuk oksida di
udara pada suhu kamar yang menumpulkan permukaan logam. Barium begitu reaktif maka
disimpan dalam minyak.
Semua logam kecuali berilium dapat bereaksi dengan asam encer
hidrogen:
Mg
(s) + 2H + (aq) → Mg (aq) + H2 (g)
Magnesium
bereaksi hanya perlahan-lahan dengan air kecuali air mendidih, tetapi kalsium
bereaksi cepat bahkan pada suhu kamar, dan membentuk suspensi putih berawan
hemat larut kalsium hidroksida.
Kalsium,
strontium dan barium dapat mereduksi gas hidrogen ketika dipanaskan, membentuk
hidrida:
Ca
(s) + H2 (g) → CaH2 (s)
Logam
panas juga cukup kuat reduktor untuk mereduksi gas nitrogen dan membentuk
nitrida:
3Mg
(s) + N2 (g) → Mg3N2 (s)
Magnesium
dapat mereduksi, dan terbakar
karbon dioksida:
2Mg
(s) + CO2 (g) → 2MgO (s) + C (s)
Ini
berarti bahwa kebakaran magnesium tidak dapat dipadamkan dengan menggunakan
alat pemadam kebakaran karbon dioksida.
OKSIDA
Oksida
logam alkali tanah memiliki MO rumus umum dan mendasar. Mereka biasanya
disiapkan dengan memanaskan
hidroksida atau karbonat untuk melepaskan gas karbon dioksida. Mereka memiliki
entalpi kisi tinggi dan titik leleh. Peroksida, MO2, dikenal untuk
semua elemen ini kecuali berilium, sebagai Be2 + kation terlalu
kecil untuk menampung anion peroksida.
HIDROKSIDA
Kalsium,
strontium dan barium oksida bereaksi dengan air untuk membentuk hidroksida:
CaO (s) + H2O
(l) →Ca (OH) 2 (s)
Kalsium
hidroksida dikenal sebagai kapur mati. Hal ini larut dalam air dan larutan
alkali ringan yang dihasilkan dikenal sebagai air kapur yang digunakan untuk menguji
gas asam karbon dioksida.
HALIDA
Semua golongan 2 halida biasanya
ditemukan dalam bentuk terhidrasi, kecuali ion berilium klorida. Kalsium
klorida anhidrat memiliki afinitas yang kuat seperti air itu digunakan sebagai
agen pengeringan.
IONISASI
OKSIDASI SERIKAT DAN ENERGI
Dalam
semua senyawa logam ini memiliki jumlah oksidasi 2 dan, dengan sedikit
pengecualian, mereka adalah senyawa ionik. Alasan untuk ini dapat dilihat
dengan pemeriksaan konfigurasi elektron, yang selalu memiliki dua elektron pada
tingkat kuantum luar. Elektron ini relatif mudah untuk menghapus, tetapi
menghilangkan elektron yang ketiga jauh lebih sulit, karena dekat dengan
nukleus dan dengan penuh kulit kuantum. Hal ini menyebabkan pembentukan M2
+. Energi ionisasi mencerminkan susunan elektron ini. Dua yang pertama
energi ionisasi yang relatif rendah, dan yang ketiga sangat jauh lebih tinggi.
2.3.
REAKSI-REAKSI LOGAM ALKALI
TANAH
2.3.1.
Reaksi
Logam Alkali Tanah dengan Air
Berilium tidak
bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium bereaksi sangat lambat dan hanya
dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium
bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi dengan air dingin. Contoh reaksi logam
alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut.
Ca(s) + 2H2O(l)
→ Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen
Dengan pemanasan,
Berilium dan Magnesium dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida Berilium dan
Magnesium yang terbentuk akan menjadi lapisan pelindung pada permukaan
logam.Barium dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2).
2Mg(s) + O2
(g) → 2MgO(s)
Ba(s) + O2(g)
(berlebihan) → BaO2(s)
Pembakaran Magnesium
di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat menghasilkan
Magnesium Nitrida (Mg3N2).4Mg(s) + ½ O2(g) + N2
(g) → MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2
direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3.Mg3N2(s)
+ 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)
2.3.2.
Reaksi
Logam Alkali Tanah dengan Nitrogen
Logam alkali tanah
yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa Nitrida dengan
demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Contoh :
3Mg(s) + N2(g)
→ Mg3N2(s)
2.3.3.
Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Halogen
Semua logam Alkali
Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam Halida, kecuali
Berilium. Oleh karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan
elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan
kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion. Contoh :
Ca(s) + Cl2(g)
→ CaCl2(s)
Reaksi-Reaksi Logam
Alkali Tanah
Reaksi secara umum
Keterangan
2M(s) + O2(g)
→ 2MO(s) Reaksi selain Be dan Mg tak perlu Pemanasan
M(s) + O2(g)
→ MO2 (s) Ba mudah, Sr dengan tekanan tinggi, Be, Mg, dan Ca, tidak
terjadi
M(s) + X2(g)
→ MX2 (s) X: F, Cl, Br,
dan I
M(s) + S(s) → MS (s)
M(s) + 2H2O
(l) → M(OH)2 (aq) + H2 (g) Be tidak dapat, Mg perlu
pemanasan
3M(s) + N2
(g) → M3N2 (s) Reaksi berlangsung pada suhu tinggi, Be
tidak dapat berlangsung
M(s) + 2H+(aq) → M2+(aq)
+ H2 (g) Reaksi cepat berlangsung
M(s) + H2
(g) → MH2 (s) Perlu pemanasan, Be dan Mg tidak dapat berlangsung
2.4.
APLIKASI
LOGAM ALKALI TANAH
1. Berilium
(Be)
a) Berilium
digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermassa lebih
ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat Jet.
b) Berilium
digunakan pada kaca dari sinar X.
c) Berilium
digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir.
d) Campuran
berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka Berilium sangat
penting sebagai komponen televisi.
2. Magnesium
(Mg)
a) Magnesium
digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan pada lampu
blitz.
b) Senyawa
MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena senyawa MgO memiliki titik
leleh yang tinggi.
c) Senyawa
Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang
terdapat di mulut dan mencegah terjadinnya kerusakan gigi, sekaligus sebagai
pencegah maag.
d) Mirip
dengan Berilium yang membuat campuran logam semakin kuat dan ringan sehingga
bisa digunakan pada alat alat rumah tangga.
3. Kalsium
(Ca)
a) Kalsium
digunakan pada obat obatan, bubuk pengembang kue dan plastik.
b) Senyawa
CaSO4 digunakan untuk membuat gips yang berfungsi untuk membalut
tulang yang patah.
c) Senyawa
CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen semen dan
cat tembok. Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis dan gelas.
d) Kalsium
Oksida (CaO) dapat mengikat air pada Etanol karena bersifat dehidrator, dapat
juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida pada cerobong asap.
e) Ca(OH)2
digunakan sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai sumber basa yang
harganya relatif murah.
f) Kalsium
Karbida (CaC2) disaebut juga batu karbit merupakan bahan untuk
pembuatan gas asetilena (C2H2) yang digunakan untuk pengelasan.
g) Kalsium
banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk tulang
dan gigi.
4. Stronsium
(Sr)
a) Stronsium
dalam senyawa Sr(NO3)2 memberikan warna merah apabila
digunakan untuk bahan kembang api.
b) Stronsium
sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca televisi berwarna
dan komputer.
c) Untuk
pengoperasian mercusuar yang mengubah energi panas menjadi listrik dalam
baterai nuklir RTG (Radiisotop Thermoelectric Generator).
5. Barium
(Ba)
a) BaSO4
digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu menyerap sinar X meskipun
beracun.
b) BaSO4
digunakan sebagai pewarna pada plastik karena memiliki kerapatan yang tinggi
dan warna terang.
c) Ba(NO3)2
digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
2.5.
K
DAFTAR PUSATAKA
Boikess,
Robert S; Edelson, Edward (1981). Chemical principles.
Kirchhoff,,
G.; Bunsen, R. (1861). "Chemische Analyse durch
Spectralbeobachtungen". Annalen der Physik und Chemie
Koch,
E.-C. (2002). "Special Materials in Pyrotechnics, Part II: Application of
Caesium and Rubidium Compounds in Pyrotechnics".
Lake,
James A. (2006). Textbook of Integrative Mental Health Care. New York:
Li,
Zhimin; Wakai, Ronald T.; Walker, Thad G. (2006). "Parametric modulation
of an atomic magnetometer".
Lide,
David R; Frederikse, H. P. R (1995-06). CRC handbook of chemistry and physics:
a ready-reference book of chemical and physical data.
Norton,
J. J. (1973). "Lithium, cesium, and rubidium—The rare alkali metals".
In Brobst, D. A., and Pratt, W. P..
Ritter,
Stephen K. (2003). "C&EN: It's Elemental: The Periodic Table –
Cesium". American Chemical Society.
Wise,
M. A. (1995). "Trace element chemistry of lithium-rich micas from
rare-element granitic pegmatites". Mineralogy and Petrology.